Perkara Datang dan Pulang
Akhirnya kau datang
silahahkan menempati ruang paling kosong
Yang pernah diriuhkan kenangan
Di dalam dadaku
Akhirnya lampulampu yang padam
Kembali berbinar bersama binar matamu
Sebab duka pernah dirasa tak berkesudahan
Meminta ketenangan yang purba
Dan ternyata, didatangkan bersamamu
Wahai pemuda impian
Atas seizin Tuhan
Dengan senyuman
Kau lahirkan kebahagiaan
Dari rahim kehidupan
Yang pernah keguguran
Akibat kejatuhan
Kekecewaan
Satu doaku untuk keabadian
Kepada Sang Pangeran
Jika kau ingin pulang
Sebelum kepulanganmu
Izinkan aku pulang kepadaNya
Biar aku bebas
Lepas dari siklus kehilangan
Yang lambatlaun pun
Akan mematikan
Karenamu, setengah kehidupan
Seluruh pengharapan
Semestaku mendoakan
Padamu, sang impian
Semoga tersampaikan padaNya
Doa ketakutan kepulangan
Dari keegoisan
Keduniawian
Sokaraja, 11 Januari 2020
Anak Kejora
Kawan, kau tau?
Waktu pintar berkamuflase
Berhati-hatilah dengannya
Ia sangat senang,
Menyelinap lapisan langit
Menggoda lembaran hari
Kemudian melukis senja
dengan mengajak malam bertandang,
begitu saja setiap daurnya berulang
Sunyi yang pelan merambat
Angin kesiurnya belum tamat berakrobat
Ke sana ke mari mencari alamat
Di mana koordinat kejora beristirahat?
Di sana singgasana gadis puisi bermain ibarat
Wahai anak kejora
Yang matanya berkerlip bak intan permata
Yang pelukannya sehangat kasih ibunda
Yang kecup manjanya menghilangkan
Segala penat di dada
Aku bersaksi, bahwa hanya kau kawan
Bintang yang paling terang laksana surya
Yang kukagumi dengan penuh tanda tanya
Yang ingin kumiliki sepenuh jiwa raga
Kepadamu anak kejora
Kutitipkan selaksa cinta
Dunia seisinya hanya milik kita
Banyumas, 22 Maret 2020
Kepada Langit
Kepada langit yang rungsing
Bersabarlah ini hanya setahun berapa kali saja
Kembang api yang dipersembahkan padamu
Hanyalah perayaan sekilas saja
Menandakan sambutan bahagia
Acara yang langka
Kepada jiwa-jiwa pengembara
Yang mencari muara ketenangan
Kebahagiaan dan segunung harapan
Tetaplah menganyam semoga
Walau sedang diselimuti tawa
Apalagi duka lara tak tahu kapan tiba?
Perayaan sekilas saja
Apa esok akan terus bahagia?
Setelah membuang memorian duka?
Langit menjawab dengan riuh rintik hujannya
Yang tak akan lupa daur memulangkannya pada samudera
Genangan kenangan bertemu satu penjamuan
Banyumas, 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar