ilustrasi: intanhafidahnh |
Intan Hafidah NH
Sorot Mata
Tuhan, kau ciptakan
cermin
paling bening
di
antara dua lingkar mata
seorang
pujangga
di
sana tempat kuberjaga
dari
manisnya kata dan bahasa
terkadang
menipu semesta
seperti
puisi berhias diksi
bahkan
permainan ironi
jangan
terus percaya
saat
kita di antara kata
tapi
kini hanya ada
bulatan
hitam menenangkan
mengungkapkan
segala kebungkaman
tanpa
dusta yang berlebihan
di
antara kedalaman dua sorot mata
saling
mencipta kebenaran
menjawab
doa-doa purba
Banyumas, 2020
Intan Hafidah NH
Sebuah Catatan
kucoba
merawat kenangan
hasilnya
luka dirasa semakin perih
jiwa
terkoyak kemalangan
tak
berkesudahan
aku
ingin meninggalkan kenangan
kusimpan
di setiap sarang tidurku
dibungkus
rapat mimpi dalam mimpi
kelak,
kuambil simpanan memori itu
dan
kutertawakan bersamamu
aku
tak akan memintamu
menyebut
tulisan ini puisi
ini
hanya catatan
ingin
kudongengkan
untukku
sendiri
semoga
dapat menidurkan
jika
kamu masih menjadi hantu
masa
laluku
Banyumas, 2020
Intan Hafidah NH
Konsonan yang Hilang
Malam
ini, setumpuk sajak
menemani
tidurku yang runyam
merindukan
segala ketenangan
puisi
yang tak karuan
adalah
wajahmu
raib
dari mata dan lekat
dalam
ingatan
Kau
dengan segala kata
terbaca
tanpa konsonan
"A"
berkepanjangan mewakili jerit parauku
"I"
tak berkesudahan adalah tangisku
"U"
keluhan rasa sakit masih di ulu hati
"E"
adalah kejutan fakta tentang kau
"O"
hanya o yang bisa kukatakan
kesedihan
berputar-putar tanpa ujung
saat
kutau kau hanya datang
menanam
puisi begitu subur
setelah
hampir berbuah matang
kau
babat habis pohon puisiku
kemudian
layu, gugur, membusuk,
mati...
kau
dengan segala lakumu
kegilaanku
mengartikan
tanda
baca dalam tuturmu
sebenarnya
tidak ada tanda hubung
hanya
tanda elipsis yang begitu panjang
tanpa
titik dan ditutup tanya
Sadarlah...
kau
siapa?
Banyumas, 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar