Selasa, 25 Mei 2021

Sajak Buku Puisi catatanpringadi.com: Intan Hafidah NH

 


Sajak Intan Hafidah NH

Buku Puisi

 

dimensi waktu memang tak kasap mata

tapi magnetnya begitu nyata

ia menyatukan kita pada temu yang pertama

berawal dari ruang hampa sosial media

 

hanya buku puisi yang tau caranya

mengaitkan aku kamu menjadi kita

berratus lembar halaman itu hanya

satu puisi yang paling bermakna

 

sajak seorang pengembara bukit Sulbi

yang membawa domba penuh makna

dan hamparan perdu di sabana

dalam nyalang sorot mata

ia sangat pandai mengangon cinta

 

akulah dombanya yang paling langlang

menghilang setelah ia lupakan

kini, tinggalah aku sendiri, digerogoti sepi

hanya  berkarib buku puisi

 

Banyumas, 22 Oktober 2020

  

Intan Hafidah NH

Untuk Kawanku, Li

 

Li, kemarin aku berencana

mengikuti jalanmu lagi

merasuk dalam bayanganmu

sampai cahaya mengraibkannya

kemudian kulebur jiwa

dengan dingin angin timur

 

terbang bersama angin dan angan

menyusuri labirin dadamu

dan terhenti di alam bawah sadar

 

menyelesaikan selaksa perkara

hanya lewat jalan ini, pertemuan terjadi

mungkin yang terakhir kali

 

kini aku sudah menyadari

satu wajah dari puisi

yang kau rias di kelas semester lalu

yang membuat aku terbang kekayangan

ternyata hanya bualan semata

 

cukup sudah aku akhiri

kegilaan ini, patah tulang dan hati

meski terobati tak akan sama lagi

 

aku kembali bersama bayanganku

yang masih mencoba adu tinggi

siapa di antara kami paling puisi

emosiku atau ilusi

o, ya pemenangnya si manis: memori

 

Banyumas, 24 Juni 2020

 

 

Sajak Intan Hafidah NH

Garam Cintamu

 

lebih meruah dari garam air laut

mengembara di setiap aliran detakku

menghidupkan dan mematikan

setiap kali lidah hati meminta rasa

kau selalu hadir sebagai perasa

yang manis tanpa gula

yang kusuka di setiap penjamuan dunia

 

rasamu selalu hadir di dalam tubuhku

makananku, lautku, langitku, sungaiku

semesta bukan milik kita

rasa itulah tahta milik kita bersama

kunikmati garam cinta yang manis darimu

setiap detik bergulir detak di jantung hidupku

 

Banyumas, 2 November 2020

 

 


Intan Hafidah Nur Hansah

Jatuh untuk Tumbuh

; Juwita yang Patah

 

sekuntum mawar yang mekar

di pekarangan dadamu, itu aku.

Kau yang menawarkan dan

menjanjikan kehidupan dengan pengharapan,

dari air kehidupan, tempatku bertahan.

 

kemudian angin kisruh datang kesiurnya

membawa badai perdebatan

yang mengusirku perlahan

 

semoga yang terbuang,

dapat bertahan walau harus jatuh berulangulang,

percayalah aku masih bisa tumbuh

menjamah misteri dunia lebih megah.

 

Banyumas, 2 Januari 



Rumah Puisi: catatanpringadi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Tinta Biru

Tinta Biru
Menulis Puisi di Bawah Menara Eiffel Paris !!

Labels

Trending Weekly

4/sgrid/recent

What's New

block/recent

Top Stories

megagrid/recent

Top Videos

megagrid/recent

Footer Copyright

Design by - Blogger Templates | Distributed by BloggerTemplate.org

Most Recent

4/sidebar/recent

Breaking Ticker

Featured Section